Melihat Keindahan ‘Masjid Jin’ di Malang

0
1341

Di daerah Turen, Malang, Jawa Timur terdapat masjid megah yang penuh dengan misteri. Namanya Masjid Tiban.

Saking banyaknya misteri, tidak sedikit masyarakat yang menyebutnya sebagai Masjid Jin. Tiban Memiliki gedung utama hingga 10 lantai. Masjid yang berada di jalan KH Wahid Hasyim, Gang Anyar RT/Rw 27/06, Desa Sanarejo itu dikunjungi ribuan wisatawan setiap harinya.

“Mereka tidak hanya datang dari daerah Jawa Timur. Bahkan, wisatawan dari Malaysia dan Brunei Darussalam pun kerap datang,” kata pengurus pondok pesantren tersebut Ustadz Iphoeng HD Purwanto pada Minggu (25/2).

Ustadz Iphoeng mengungkapkan, Masjid Tiban itu dibangun oleh romo KH Ahmad Bahru Mafdlaluddin Shaleh Al-Mahbub Rahmat Alam pada tahun 1976. Masjid Tiban merupakan sebagian bangunan Pondok Pesantren Syalafiyah Bihaaru Bahri’ Asali Fadlaairil Rahmah. Bangunan pondok tersebut memang tergolong unik, antik dan megah.

Warna biru mendominasi bangunan tersebut. Ukiran dan kaligrafi menghiasi hampir setiap tembok. Di sekeliling ponpes  terdapat berbagai bangunan kecil seperti menara masjid. Di dalam masjid itu juga terdapat sebuah aquarium dan perpustakaan yang berisi buku-buku tentang Islam.

“Masjid itu mulai dibangun dari bawah tanah. Tepatnya di lantai tiga. Di situ terdapat sebuah tiang penyangga dari seluruh bangunan yang terbuat dari tanah liat. Satu tiang yang dibuat dari tanah liat itu
yang menjadi roh atau kekuatan dari seluruh bangunan,” kata pria yang akrab dipanggil Gus Ipung menambahkan.

Lantai satu sampai empat digunakan sebagai tempat kegiatan para santri. Lantai 6 seperti ruang keluarga, sedangkan lantai 5,7,8 terdapat toko-toko kecil yang dikelola para santriwati. “Toko-toko itu menjual berbagai macam makanan ringan yang dijual dengan harga murah. Selain itu ada juga barang-barang seperti pakaian, sarung, sajadah, jilbab, tasbih dan lain-lain.

Meski gaya arsitekturnya nyentrik seperti bangunan Timur Tengah, nyatanya tidak ada arsitek yang merancang Masjid Tiban. Menurut Gus Ipung, KH Achmad Bahru Mafdloludin Sholeh mendapatkan
petunjuk membangun masjid itu lewat Shalat Istikharah.

Masjid Tiban dibangun sedikit demi sedikit. Konsep yang diusung ramah lingkungan. Masjid di lahan sekitar enam hektar itu memang tidak pernah berhenti proses pembangunannya. Namun, Tiban bukan dibangun tentara jin. Masjid itu dibuat oleh para santri. Tapi, tak sedikit wisatawan yang penasaran dan akhirnya datang sendiri ke masjid itu.

Untuk masuk ke masjid itu tidak di kenakan biaya apapun. Parkir kendaraan juga gratis. Setiap pengunjung hanya diminta untuk mengambil kartu masuk dan kartu keluar. “Tujuan dari romo Kiai Ahmad yang mendirikan ponpes itu tidak lain untuk dikunjungi semua orang. Baik umat islam maupun non islam,” kata Gus Ipung melanjutkan.

Tiban berada di daerah Turen. Bagi yang enggan berlama-lama mencari alamat, bisa naik mobil carteran. Harganya sekitar Rp 200 ribu-Rp 300 ribu (PP). Kalau mau yang lebih murah bisa menggunakan angkutan umum.

Dari Malang, naik angkutan umum menuju Terminal Gadang. Kemudian, dilanjutkan dengan bus besar rute Malang-Turen-Dampit. Bus besar itu biasanya berangkat setengah jam sekali. Kemudian naik ojek ke Masjid
Tiban. Waktu tempuh dari Malang kira – kira dua jam perjalanan.

Wisatawan tidak perlu khawatir mencari penginapan. Banyak pilihan tempat dengan aneka harga. Seperti penginapan Front One Boutique dan Trio Indah 2 yang menawarkan harga sekitar Rp 300 ribu perkamar.

Ada juga Ijen Suite Resort & Convention yang membuka harga Rp 500 ribu. Kalau mau yang lebih mewah, ada Jambuluwuk Batu Resort dengan harga kamar mencapai Rp 1 juta.

Dikutip dari Halallifestyle.id

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here